ASN Kemenag Wakili Indonesia pada Study of The U.S. Institutes for Secondary Educators

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta - Salah satu ASN Kementerian Agama terpilih sebagai wakil Indonesia untuk mengikuti Study of The U.S. Institutes for Secondary Educators (Administrators). Adalah Mustofa Fahmi, Kepala Seksi Bina Guru MI dan MTs Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah, Ditjen Pendidikan Islam yang terpilih untuk ikut dalam program ini. 

“Alhamdulillah, terpilih satu ASN Kementerian Agama untuk mewakili Indonesia untuk belajar sekaligus mendalami analisa kebijakan tentang pengembangan guru di Amerika. Rekomendasi program ini akan menjadi referensi dalam pengembangan kebijakan pendidikan guru antara Indonesia-Amerika,” terang Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin di Jakarta, Selasa (11/06). 

Menurut Kamaruddin, Study of The U.S. Institutes for Secondary Educators (Administrators) adalah program akademik tingkat pasca sarjana yang dilakukan secara intensif dan terintegrasi dengan studi lapangan.

Tujuannya, memberikan kesempatan kepada pendidik tingkat menengah dan pemangku kebijakan pendidikan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang masyarakat, budaya, nilai-nilai, dan institusi di Amerika. Program ini diharapkan akan menjadi Best Practice dalam penguatan Grand Design Pengembangan Karir Guru dan Kurikulum di Indonesia melalui kajian studi kasus pembelajaran di Amerika Serikat. 

Lebih lanjut, Kamaruddin mengatakan bahwa program yang akan diikuti Fahmi akan berlangsung selama lima minggu, dari 12 Juni hingga 21 Juli 2019. Ada tiga kelas Pendidik tingkat dasar dan menengah yang akan ditawarkan, dua dengan fokus pada guru kelas, sedang satunya fokus pada pemangku kebijakan pendidikan, termasuk instruktur guru, pengembang kurikulum, penulis buku teks, dan pejabat kementerian/birokrasi yang mengelola pendidikan.  

"Sebanyak 20 peserta dari 20 negara yang berasal dari Asia, Eropa, dan Amerika telah terpilih untuk mengikuti program ini," ujar Kamar. Adapun cakupan komponen program ini meliputi ruang akademik selama empat (4) minggu dan satu (1) pekan studi lapangan terpadu. 

“Seluruh biaya kegiatan ini ditanggung oleh Kementerian Luar Negeri Amerika melalui koordinator Kedutaan Besar Amerika di Jakarta,” terang Kamaruddin. 

Terpisah, Direktur GTK Madrasah Suyitno menjelaskan bahwa Fahmi akan bertolak ke Amerika pada 12 Juni 2019. Menurutnya, program yang akan diikutinya tersebut fokus dalam pengembangan kebijakan kesetaraan pendidikan, khususnya kualitas dan mutu guru maupun perangkat pembelajarannya di level pendidikan dasar dan menengah.   

“Aktifitas program ini fokus dilaksanakan di California State University at Chico meliputi: seminar, workshop, presentasi, field visit antar universitas dan sekolah di beberapa negara bagian di Amerika seperti San Fransisco, Washington DC, dan Chicago,” ujar Suyitno. 

Sementara itu, Fahmi mengaku awalnya tidak percaya jika dirinya dinyatakan lolos sebagai peserta program ini. Pasalanya, proses yang harus dilalui sangat selektif dan tahapannya juga kompleks. Dia harus bersaing dengan banyak pendaftar dari seluruh provinsi se-Indonesia untuk mendapatkan peluang yang dibuka secara online ini. Mereka yang mendaftar terdiri dari unsur instansi Pemerintah, akademisi perguruan tinggi, guru dan kepala sekolah serta beberapa pakar pendidikan. 

Seleksi peserta program ini dimulai pada Desember 2018. Pendaftar melakukan submit aplikasi secara online kepada Kedutaan Amerika. Pada Januari 2019, dilakukan penilaian portofolio terkait linearitas kualifikasi, pengalaman kerja, serta latar belakang pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti.  

“Bulan Februari hingga Maret dilakukan penilaian kualitas Personal Essay tentang major outcome dalam keikutsertaan program ini yang memiliki relevansi dengan future projects sesuai tugas dan fungsi pekerjaan saat ini di Kementerian Agama,” tandasnya. 

"Alhamdulillah, berkat doa dan dukungan dari berbagai pihak, baik keluarga dan rekan kerja, saya berkesempatan untuk mengenal dunia lebih luas, sharing tentang sistem pendidikan dunia di Amerika," jelasnya.  

Dia berkomitmen untuk memanfaatkan kesempatan ini secara maksimal agar membawa kontribusi positif bagi kemajuan pendidikan Islam di Indonesia, khususnya bidang keguruan, bidang yang ia geluti hampir enam (6) tahun lebih di Kementerian Agama.(p/ab)